Pentingnya Memahami Apa Itu Transformasi Digital
Tahun 1990-an jadi titik awal dimulainya pembangunan fondasi ekonomi digital. Tandanya dengan pengembangan internet di bidang telekomunikasi. Tapi seiring waktu, internet berkembang menjadi elemen yang krusial dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi dengan makin populernya konsep Internet of Things (IoT). Internet diaplikasikan lebih luas ke pemenuhan kebutuhan sehari-hari dan mempercepat disrupsi teknologi. Digitalisasi berlangsung di segala aspek, baik sosial, politik, budaya, dan tentu saja ekonomi.
Bob Davis dari Forbes Councils pada 2019 mengatakan bahwa 50% dari 500 daftar perusahaan dengan indeks saham terbesar di dunia akan tergantikan dalam 24 tahun ke depan. Salah satu penyebab utamanya adalah keberhasilan perusahaan-perusahaan baru dalam menyalip perusahaan-perusahaan lama melalui penerapan transformasi digital.
Apa Itu Transformasi Digital?
Sebuah perusahaan bisa saja menggunakan komputer canggih dan perangkat lunak yang bisa mengolah data dalam jumlah besar. Ditambah dukungan fasilitas Wi-Fi, arus informasi di dalam perusahaan berlangsung lebih cepat dan mendorong pengolahan data yang efisien.
Pengambilan keputusan seharusnya menjadi lebih efektif. Tapi itu tidak akan terjadi jika individu-individu di dalamnya tidak memahami potensi yang disediakan oleh teknologi digital di genggaman tangan mereka. Atau jika budaya perusahaan gagal menciptakan lingkungan kerja yang mampu mengikuti perubahan yang dibawa teknologi digital. Pergantian teknologi tidak sama dengan transformasi digital.
Transformasi digital adalah sebuah proses yang menggunakan teknologi digital untuk menciptakan atau memodifikasi bisnis yang sudah berlangsung. Penciptaan atau modifikasi juga berlaku untuk budaya bisnis atau perusahaan dan customer experience. Tujuan dari transformasi digital adalah menambah dan memperluas potensi bisnis dengan meningkatkan customer experience dan keunggulan yang kompetitif dari bisnis yang bersangkutan.
4 Area dalam Transformasi Digital
Teknologi digital hanyalah alat yang diperlukan dalam transformasi tersebut, yang mendukung dalam proses operasional bisnis. Namun masih ada 3 area lain yang harus terlibat dalam proses transformasi, yaitu bisnis model, domain, dan budaya organisasi/perusahaan.
Transformasi operasional atau transformasi proses bisnis meliputi pelibatan data, analisis data, mesin pembelajaran, dan berbagai teknologi lain dalam proses menjalankan bisnis. Tujuan dari transformasi operasional atau proses bisnis adalah mengurangi ongkos operasional, mempercepat arus informasi, dan meningkatkan kualitas baik dari segi produk maupun layanan.
Related post: Branding Perusahaan Melalui Strategi Digital Marketing
Transformasi dalam bisnis model mencakup cara menyampaikan atau distribusi produk maupun layanan kepada konsumen dan memperoleh profit sebagai gantinya. Sebagai contoh, Netflix memberi pilihan cara baru dalam mendistribusikan konten video. Film yang sebelumnya hanya terdistribusi melalui bioskop, kini bisa kita akses melalui gadget dalam genggaman tangan. Kita bisa menonton film darimana saja tanpa perlu datang ke bioskop. Demikian juga dengan perusahaan seperti Gojek, Tokopedia, dan platform-platform lain yang menerapkan model bisnis non-konvensional.
Area ketiga adalah transformasi domain. Teknologi digital membuka peluang bagi bisnis untuk berkembang melampaui batasan regional. Sebuah perusahaan di Indonesia dapat meraih pasar di luar negeri berkat digitalisasi dalam teknologi informasi dan komunikasi. Melalui website, media sosial, dan online marketplace, sebuah produk bisa diakses calon konsumen dimanapun posisi mereka di peta dunia. Perangkat teknologi dan sumber daya pengetahuan di dalamnya juga bisa digunakan untuk membuat bisnis baru yang samasekali berbeda dengan bisnis sebelumnya.
Terakhir adalah area transformasi organisasi atau budaya perusahaan. Seperti yang sempat dibahas di awal tulisan, transformasi digital tidak akan berhasil tanpa transformasi budaya organisasi atau perusahaan. Dalam melakukan transformasi digital, cara berpikir kapasitas individu yang terlibat dalam perusahaan harus menyesuaikan sifat-sifat yang dibawa oleh digitalisasi teknologi: canggih, cepat, tepat, efisien. Perubahan ini harus didorong peraturan yang memberi ruang bagi tumbuh kembangnya sifat-sifat tersebut dalam perusahaan.
Pemasaran Dalam Transformasi Digital
Selain efisiensi operasional di produksi dan distribusi, sebuah bisnis juga memerlukan efisiensi dalam pemasaran atau marketing. Seperti yang disebutkan di atas, area ketiga dalam transformasi digital adalah transformasi domain yang memungkinkan sebuah bisnis bisa meraih konsumen di luar batas-batas regional. Di sisi lain, artinya kompetisi juga semakin luas. Strategi pemasaran menjadi sangat penting untuk memenangkan pasar dan mendatangkan profit sebesar-besarnya.
Perusahaan selalu memiliki divisi marketing atau pemasaran khusus. Dana yang dialokasikan untuk marketing pun idealnya paling besar dibanding pengeluaran lain, yaitu 30% dari omzet. Saat ini dana tersebut banyak terserap di pemasaran digital (digital marketing) melalui berbagai platform.
Tantangannya terletak pada perubahan teknologi yang cepat yang disertai perubahan perilaku konsumen. Perusahaan harus terus-menerus mengumpulkan data-data baru agar dapat menentukan strategi marketing yang efisien dan tepat sasaran. Dalam hal ini biasanya perusahaan menggunakan jasa konsultan digital marketing.
Peran konsultan dalam digital marketing sangat krusial karena perusahaan membutuhkan masukan-masukan atau insight baru untuk strategi pemasaran mereka berikutnya. Selain itu, konsultan dari luar perusahaan lebih mampu untuk mengevaluasi strategi yang dijalankan perusahaan secara lebih objektif.
Bagi sebuah bisnis, transformasi digital dapat meningkatkan efisiensi yang artinya mengurangi biaya operasional, baik dari segi produksi maupun distribusi. Pengurangan biaya operasional perlu dibarengi dengan capaian market atau pasar yang lebih banyak dan luas. Pengurangan biaya tidak banyak artinya jika konsumen produk atau layanan yang kita tawarkan tidak bertambah. Namun harus dipahami bahwa transformasi digital adalah sebuah cara, bukan tujuan. Bagaimana transformasi digital dapat meningkatkan profit sepenuhnya bergantung pada proses pengambilan keputusan dalam bisnis yang bersangkutan.