Jual Masker Sebagai Momentum Pivot Bisnis
Metodenya adalah memberikan elemen branding berupa custom logo pada masker bahan scuba, lalu menjadikannya bingkisan ataupun sumbangan donasi masker sebagai program CSR perusahaan.
Mengutip dari penyataan pakar marketing Yuswohady, Its Time To Emphaty. Ini adalah saat yang tepat sebuah brand untuk berempati. Momentum ini adalah saat yang tepat bagi perusahaan anda untu menunjukan empaty dengan menunjukkan corporate citizen yang baik. Inilah waktu yang tepat bagi perusahaan anda untuk menjalankan program corporate social responsibility (CSR) dengan aktif menjadi solusi sosial di tengah pandemi Corona.
Pertanyaannya adalah bagaimana mengintegrasikan CSR dengan strategi penjualan perusahaan? Masker Kain non-medis dengan logo perusahaan merupakan salah satu solusi yang dapat anda terapkan. Kenapa? Karena dengan perusahaan anda melakukan CSR pembagian masker gratis, anda dapat menunjukkan bahwa perusahaan anda berempaty dan berkontribusi memberikan solusi bagi permasalahan sosial di tengah pandemi covid ini.Istilah Pivot dalam bisnis adalah aktivitas pengembangan bisnis dengan merubah Model Bisnis sebelumnya yang dinilai tidak berjalan baik, namun tetap berpijak pada Visi Bisnis sejak awal.
Jika dalam basket pasti tidak akan asing dengan istilah pivot. Di dalam olahraga basket, pivot berarti mengubah arah dengan tetap berpijak pada salah satu kaki.
Istilah pivot ini juga berlaku dalam dunia bisnis. Jika dalam basket Anda harus merubah gerakan saat berlawanan dengan lawan, di dunia bisnis Anda harus mengubah strategi bisnis namun tetap berpijak teguh pada visi bisnis sejak awal.
1. Zoom In Pivot
zoom-in pivot adalah perubahan strategi dengan fokus pada produk/layanan yang dimiliki. Hal ini tentu dilakukan dengan berbagai pertimbangan, seperti misalnya dengan memfokuskan pada lebih sedikit produk, maka kualitas yang dihasilkan bisa lebih meningkat.
Contoh dari bisnis yang mengambil langkah zoom in pivot ini adalah Sooca Design. Sebelum fokus pada layanan desain grafis, dengan nama Becakmabur, perusahaan ini memberikan berbagai layanan desain komunikasi visual mulai dari branding strategi, hingga jasa dokumentasi video. Begitu banyak portfolio layanan membuat tim rancu dan tidak fokus dalam layanan, sehingga memutuskan membuat Sooca Design yang hanya fokus ke jasa desain grafis, bahkan kini difokuskan lagi ke Editorial Design Agency di Indonesia.
2. Zoom Out Pivot
Berbeda dengan zoom in, zoom out adalah strategi perubahan dengan menambah fitur produk atau layanan. Jika diperhatikan cukup banyak bisnis yang memiliki strategi perubahan zoom out ini, bisa jadi karena dengan berjalannya waktu, sebuah bisnis semakin mampu membaca berbagai peluang lain yang dibutuhkan dari para konsumennya, yang tentunya masih terkait dengan produk eksisting mereka.
Contohnya antara lain Go-Jek, yang sekarang memiliki berbagai brand layanan GO-food, GOpay dan sebagainya dimana sebelumnya berfokus pada layanan ride-sharing kini bahkan menyediakan platform streaming konten film dan video on-demand bernama GoPlay.
3. Customer Segment Pivot
Berbeda dengan 2 perubahan di poin pertama dan kedua yang lebih menekankan pada produk, customer segment pivot ini lebih menekankan pada segmentasi konsumen. Contoh yang paling menarik adalah Yamaha Mio, di mana pada awalnya adalah motor untuk wanita, namun fakta memperlihatkan bahwa malahan segmentasi pria yang mulai banyak suka.
Dalam hal ini, Mio melakukan customer segment pivot dari segmentasi wanita ke segmentasi pria. Malahan brand Mio dikembangkan ke dengan strategi sub-brand untuk konsumen wanita dan konsumen pria, dengan berpegang pada visi Mio sebagai kategori Motor Matic.
4. Business Architecture Pivot
Business Architecture Pivot adalah perubahan dari B2B ke B2C atau sebaliknya. Hal ini cukup sering ditemui, misalnya saja sebuah toko layanan printing yang awalnya ditujukkan untuk mahasiswa (retail), tetapi lebih sering mengerjakan orderan dari kantor-kantor Bank (b2b) misalnya, atau perusahaan grosir yang sudah cukup berpengalaman menguasai akses pasar kemudian membuka gerai Toko Retail Moderen berjaringan karena bisa lebih memaksimalkan keuntungan.Artikel dari Marketeers tahun 2011 masih sangat relevan hingga sekarang, yaitu artikel yang berjudul Melakukan Marketing pada Masa Krisis bersumber dari Harvard Business School professor John Quelch.
Dalam artikel tersebut membahas:
1. Research the customer. riset pada kebutuhan konsumen
2. Focus on family values. fokus pada nilai nilai kekeluargaan
3. Maintain marketing spending. kelola pengeluaran pemasaran
4. Adjust product portfolios. sesuaikan protfolio produk
5. Support distributors. dukung dan genjot terus distribusi barang keluar dari gudang
6. Adjust pricing tactics. sesuaikan taktik harga untuk pemenuhan penawaran terbaik
7. Stress market share. perketat market-share Anda dengan berbagai strategi
8. Emphasize core values. Mengelola tim internal dengan memperkuat nilai-nilai perusahaan
detailnya dapat Anda pelajari pada sumber aslinya di https://hbswk.hbs.edu/item/marketing-your-way-through-a-recession