DESAIN SEBAGAI SISTEM (Empat Elemen Penggerak Desain)
Halo pembaca budiman,
Pernahkah Anda memikirkan, bahwa segala sesuatu yang tercipta di dunia ini merupakan sebuah sistem yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Apapun yang ada dalam kehidupan kita, sejatinya merupakan intergrasi dari berbagai hal, objek, maupun konsep. Sebagai contoh, tubuh kita ditopang oleh “sistem terintegrasi” yang terdiri dari ruh, tulang, otot, organ, saraf, dan indra. Keselarasan hidup di lingkungan masyarakat juga merupakan sebuah sistem yang mensinergikan manusia, agama, alam, budaya, serta norma.
Begitu juga dengan desain. Meskipun dibutuhkan dalam berbagai aspek kehidupan mulai dari religi, ekonomi, sosial, budaya, kesehatan, politik, geografi, serta bidang lainnya, desain merupakan sebuah sistem yang membutuhkan elemen penggerak. Desain hanyalah sebuah “entitas kosong” yang harus diisi oleh “sesuatu” sehingga diakui eksistensinya. Desain sebagai sistem disokong oleh empat elemen utama, yaitu: Brainware, Hardware, Software, dan Media.
Keempat elemen di atas merupakan penggerak desain yang saling terintegrasi dan terikat. Berikut jabaran elemen-elemen yang menopang desain sebagai sebuah sistem.
BRAINWARE: INSAN KREATIF DESAIN
Sebagai elemen penggerak utama desain, brainware terdiri dari desainer, pebisnis, serta audiens yang terhubung secara mutualisme. Perkembangan desain tidak terlepas dari peran akademisi (dosen dan peneliti) maupun praktisi (desainer dan konsultan) yang bahu-membahu dalam mengembangkan keilmuan serta mengeksplorasi trend desain. Jika desain diibaratkan sebuah perjalanan, maka brainware adalah petualang yang mampu dan siap melakukan journey dengan berbekal pengalaman, pengetahuan, peralatan, perlengkapan, serta kecakapan dalam bersosialisasi.
1. Brainware dalam Desain
Brainware menjadi ruh utama yang menggerakkan desain ke arah positif sehingga bisa dimanfaatkan untuk kampanye sosial, eksplorasi gaya hidup, membangun identitas, menyajikan nilai sebuah objek, dan sebagainya. Brainware khususnya desainer mengembang tugas sebagai leader, thinker, planner, researcher, decision maker, serta executor sehingga karya desain dibutuhkan oleh pebisnis dan audiens.
HARDWARE: “PERPANJANGAN TUBUH” BRAINWARE
Hardware merupakan perangkat keras yang hakikatnya merupakan “perpanjangan tubuh” dari brainware (khususnya desainer). Desainer menggunakan hardware baik manual (pensil, drawing pen, cat, kuas, sketch book) maupun digital (komputer, pen tablet, kamera, printer, art paper) untuk menghasilkan karya desain yang kreatif. Kebutuhan hardware secara umum dikategorikan ke dalam tiga bagian, yaitu: masukan (input), proses (process), dan luaran (output). Ketiganya saling berkaitan satu masa lain.
2. Hardware sebagai physic device bagi brainware
Sebagaimana istilah “man behind the devices”, optimal atau tidaknya fungsi hardware ditentukan oleh siapa dibalik pengguna alat tersebut. Hardware yang canggih dan mutakhir sekalipun akan kurang berguna jika brainware yang menggunakannya tidak memiliki kompetensi yang memadai. Namun, hardware yang pas-pasan setidaknya bisa dimanfaatkan dengan optimal jika brainware paham betul batasan maksimal kemampuan tools. Melalui pemanfatan hardware secara tepat, ide dan konsep “liar” yang dimiliki desainer bisa dituangkan pada sebuah medium sehingga bisa menjadi sarana komunikasi visual yang persuasif bahkan provokatif-positif.
Related post: Mengapa Pebisnis Harus Terus Beriklan?
SOFTWARE: “SAUDARA KANDUNG” HARDWARE
Penggunaan hardware tanpa “saudara kandung”nya bernama software sangat jarang dilakukan. Trend kebutuhan saat ini mengharuskan brainware mampu merancang karya desain digital yang efektif dan efisien melalui perangkat lunak. Integrasi antara hardware dan software yang tepat mampu menghasilkan desain yang komunikatif serta estetis, yang mana kedua hal tersebut sangat dibutuhkan dalam dunia kreatif. Software cenderung mengalami perubahan yang begitu cepat. Hampir setiap tahun selalu ada aplikasi baru yang bisa dicoba untuk keperluan mendesain baik yang bisa dioperasikan menggunakan desktop maupun smartphone.
3. Software sebagai partner dari hardware
Saat ini kebutuhan desain semakin meningkat tidak hanya untuk kebutuhan periklanan dan promosi tetapi juga merambah ke perfilman dan aplikasi. Desainer dituntut mampu mengikuti perkembangan arus serta perkembangan media yang sangat cepat baik static maupun dynamic media. Kebutuhan desain saat ini tidak hanya ke arah manual & digital drawing, digital imaging, vector, illustration, tetapi juga ke audio visual dan animasi (multimedia linear) serta website & app (multimedia interaktif).
MEDIA: “MEDAN” KREATIVITAS
Kreativitas dari brainware akan terpublikasi secara luas melalui “medan” bernama media. Substansi desain adalah ketika hasil karya desainer bisa dilihat oleh pebisnis maupun audiens (masyarakat). Publikasi karya desain juga menjadi jembatan bagi desainer untuk mendapatkan calon klien yang akan meng-hire yang secara tidak langsung menambah nilai guna desain bagi lingkungan sekitar. Media juga menjadi bukti nyata bahwa karya brainware patut untuk diapresiasi dan mendapat pengakuan secara moral dan profesional. Tanpa adanya media, kreativitas desainer hanya sebatas portofolio pribadi yang tersimpan rapat-rapat di dalam setumpuk kertas atau file digital.
4. Media sebagai aspiration space bagi desainer
Trend perkembangan media saat ini begitu pesat yang secara garis besar berwujud cetak maupun elektronik, indoor maupun outdoor, fisik maupun digital, offline maupun online, serta berbiaya tinggi maupun berbiaya rendah. Beragam media yang ada telah memberikan keleluasaan bagi brainware untuk memanfaatkan desain sesuai dengan kebutuhan sehingga membuat suatu informasi baik yang bersifat komersial maupun sosial bisa terpublikasi secara efektif dan efisien.
KESIMPULAN
Desain sebagai sebuah sistem, merupakan integrasi dari empat roda utama penggerak yakni brainware, hardware, software, dan media. Tanpa salah satu elemen tersebut, desain menjadi tidak sempurna. Tanpa brainware, desain akan stuck serta tidak bisa menyampaikan pesan secara komunikatif maupun estetis. Tanpa hardware, desain hanya sebatas ide/angan-angan yang terpenjara di dalam kepala. Tanpa software, desain hanya sebatas goresan tangan manual atau jepretan kamera yang tidak bisa dikembangkan lebih kreatif. Tanpa media, desain yang komunikatif, artistik, serta estetis hanya menjadi arsip desainer yang tidak bisa dinikmati orang lain khususnya pebisnis dan audiens.
5. Empat elemen penggerak Desain
Brainware menjadi titik awal perjalanan sebuah desain, dan menjadi siklus terus-menerus searah jarum jam sebagaimana roda desain yang terus berputar hingga desain tidak lagi dibutuhkan dalam kehidupan manusia.
Terima Kasih,
Toto Haryadi, S.Sn, M.Ds
Dosen DKV UDINUS & Praktisi Multimedia
083877060720 / [email protected]